Selasa, November 04, 2008


Warga di 7 Kecamatan Belum Terima Kompor Gas

SOREANG,(GM)-
Komisi B DPRD Kab. Bandung mempertanyakan progres program konversi minyak tanah ke gas elpiji di beberapa kecamatan di Kab. Bandung yang sempat tertunda. Hingga saat ini, Komisi B masih menerima laporan tentang adanya warga di tujuh kecamatan yang belum menerima kompor dan tabung gas konversi.
Beberapa waktu lalu, dalam pertemuan antara Komisi B DPRD Kab. Bandung dengan PT Pertamina Unit Pemasaran (UPms) III Cabang Bandung diperoleh kepastian bahwa program konversi di wilayah Kab. Bandung akan selesai pada Oktober ini. Menurut anggota Komisi B DPRD Kab. Bandung, Tb. Raditya, bila masih ada desa-desa yang warganya belum tersentuh program konversi dan pasokan gas elpijinya belum lancar, maka pasokan minyak tanah tidak boleh dihentikan. "Pertamina harus memegang komitmen bahwa untuk daerah yang belum tersentuh program konversi, minyak tanah bersubsidi tidak boleh ditarik. Kalau masyarakat sudah menerima semua, silakan penarikan minyak tanah dilakukan," katanya kepada "GM" di Soreang, Senin (3/11),
Dikatakannya, beberapa waktu lalu, masih ada desa di tujuh kecamatan di Kabupaten Bandung yang belum tersentuh program konversi. Kondisi itu diakui oleh pihak Pertamina yang kemudian melakukan pendataan kembali. "Pada saat itu Pertamina berjanji akan segera menyelesaikannya pada pertengahan Oktober. Jika sampai sekarang masih belum juga tuntas, harus dipertanyakan kenapa bisa terjadi," jelas Raditya.
Raditya khawatir, jika program ini belum tuntas dan minyak tanah bersubsidi sudah ditarik dari pasar, akan muncul persoalan lain. "Selain muncul gejolak di masyarakat, dikhawatirkan masyarakat akhirnya mengambil jalan pintas dengan merambah hutan dan akhirnya timbul masalah baru," tambah Raditya.
Sementara itu, Camat Kutawaringin, Agus Suhartono membenarkan, warga di 10 desa belum mendapatkan kompor dan tabung gas program konversi. "Dari 11 desa yang ada di Kecamatan Kutawaringin, baru warga 1 desa yang sudah mendapatkan gas dan kompor. Itu pun belum semua warga yang mendapatkannya," jelas Agus.
Agus mencontohkan di Desa Jelegong baru 2.000 gas yang dibagikan kepada warga. Padahal, jumlah kepala keluarga (KK) penerima di desa tersebut mencapai 3.407 orang. "Jumlah KK di Kecamatan Kutawaringin sendiri mencapai 25.267 orang," bebernya.Dikatakannya, desa-desa yang belum tersentuh program konversi, sudah sejak 3 minggu tidak mendapatkan pasokan minyak tanah. "Kondisi masyarakat saat ini sudah sangat menderita. Beberapa RT, RW, dan tokoh masyarakat sudah mempertanyakan kepada kami," urainya. (B.89)**

Tidak ada komentar: