Kamis, Juni 19, 2008

Lahan Kering
Pemerintah Diharapkan Peduli Nasib Petani




Oleh
Saufat Endrawan

Bandung - Masyarakat petani berharap pemerintah Kabupaten Bandung peduli kepada nasib petani dengan memberikan pinjaman bunga ringan kepada para petani yang sawahnya mengalami kekeringan.

Pinjaman tersebut tidak hanya untuk kebutuhan hidup sehari-hari dan biaya sekolah, tapi juga untuk mencari solusi tanaman jenis apa yang cocok untuk ditanam di lahan yang kering.
Dengan kondisi ini, nasib petani semakin terpuruk, pasalnya musim kering terjadi berbarengan dengan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), yang otomatis biaya kehidupan semakin meningkat. Musim kering ini pun bertepatan dengan musim anak sekolah masuk ke jenjang yang lebih tinggi dari tahun ajaran 2008 ke 2009.
Keluhan ini disampaikan seorang petani asal Kampung Majesetra, Desa Majasetra Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Ahmad Solihin (45). Diakui Ahmad, sawah miliknya seluas satu hektare. Biasanya, jika musim panen padi yang dihasilkan bisa mencukupi biaya sekolah anak-anak selama tiga bulan, kebutuhan keluarga dan bayar utang kepada koperasi.
Jika musim kering semakin panjang maka yang biasanya panen setahun empat kali, mungkin sekarang hanya dua kali. “Berarti perhitungan kami meleset sehingga masalah keuangan keluarga kami muncul,” katanya.
Jika, pada musim kering tahun ini pemerintah bisa memberikan pinjaman atau memberikan referensi baik kepada bank umum nasional atau bank BPR yang ada di wilayah Kabupaten Bandung, mungkin kesulitan untuk urusan rumah tangga dapat diatasi, sekolah anak akan aman dan mereka akan mencoba menanam jenis tanaman lain.
Ketika keluhan masyarakat ini disampaikan SH kepada anggota komisi B DPRD Kabupaten Bandung, HM Tubagus Raditya, mengatakan, sebenarnya pinjaman untuk masyarakat dari pemerintah Kabupaten Bandung itu ada, namun oleh Pemkab Bandung telah dititipkan di BRI cabang Majalaya. Dana yang dititipkan Pemkab Bandung tersebut besarnya mencapai Rp 1,5 miliar.

Dewan Sesalkan
Kendati demikian, dewan pun sangat menyesalkan sikap pimpinan BRI Cabang Majalaya, yang tidak serius mengucurkan dana tersebut kepada masyarakat. Menurut laporan eksekutif, BRI baru mencairkan dana pinjaman kepada masyarakat sekitar 40 persen dari Rp 1,5 miliar.
“Laporan dari eksekutif, juga dirasakan oleh masyarakat. Buktinya mereka mengadukan pelayanan BRI cabang Majalaya kepada dewan baik lisan maupun tulisan,” tuturnya.
Menurutnya, dalam waktu dekat dewan akan mengundang pejabat BRI cabang Majalaya, untuk melakukan klarifikasi tentang keluhan masyarakat ini.
Kabag Humas Pemkab Bandung, Eddy memaparkan, Pemkab Bandung telah banyak memberikan bantuan kepada para petani. Misalnya, Bupati Bandung H Obar Sobarna beberapa waktu lalu telah menyerahkan bantuan benih padi unggul bermutu dan bersertifikat ke sejumlah kelompok tani di Kabupaten Bandung.
Bantuan yang diberikan tersebut, benih padi varietas nonhibrida, hibrida, dan jagung untuk masa tanam 2008.

1 komentar:

Radar Tasikmlaya mengatakan...

fat kumaha kamana wungkul opat teh masih di soreang keneng. kang Adit punten gaduh nomor kang saufat teu