Minggu, Maret 22, 2009

GAKIN DITOLAK RSHS

SOREANG--Seorang warga miskin (gakin) asal Kabupaten Bandung ditolak saat akan berobat ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Alasan penolakan dari pihak RSHS dinilai tidak masuk akal.

Pasien gakin ini bernama Yayan Sofyan (33), warga Kampung Bojong Buah, Desa Cilampeni, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung.''Yayan ditolak dioperasi di RSHS karena permohonannya tidak di acc (ditandatangani,re) direktur RSHS,''ujar Dadi Haryanto, sanak saudara Yayan, saat mengadu ke DPRD Kabupaten Bandung , Selasa (10/3).

Menurut Dadi, lima bulan lalu, Yayan mengalami kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan tulang pinggangnya patah. Saat itu, Yayan pernah dibawa ke bengkel tulang.Tapi, kata dia, kondisi kesehatan Yayan belum juga membaik. Yayan, kata Dadi, saat itu tidak berani memeriksakan diri ke rumah sakit. Pasalnya, Yayan tidak memiliki uang.

Pada akhir Februari lalu, Yayan diantar Dadi, memberanikan diri untuk berobat ke RSHS. Menurut Dadi, Yayan berbekal surat keterangan gakin daerah.

Ditambahkan Dadi, Yayan mendatangi RSHS untuk meminta dilakukannya operasi bedah tulang. Itupun disertai rujukan dari puskesmas dan dukun tulang. Sesampainya disana, Yayan, kata Dadi, diminta oleh petugas di RSHS, mengajukan protokol penandatanganan direktur supaya operasi bisa dilakukan.''Tapi ternyata protokol itu tidak ditandatangani oleh direktur karena direktur tidak menyetujui,''jelas Dadi.

Dalam penjelasannya, kata Dadi, RSHS meminta supaya Yayan terlebih dahulu mencoba melakukan operasi di rumah sakit terdekat. Padahal, kata Dadi, rumah sakit terdekat dengan rumah Yayan adalah RSU Soreang. Sedangkan dari fasilitas, kata dia, RSU Soreang tidak memadai untuk operasi bedah tulang.

Hingga kini, Yayan masih mengalami kesakitan di wilayah sekitar pinggang karena tulangnya masih patah. ''Makanya, kami mengadukan kepada dewan supaya Yayan bisa cepat diperiksa,''jelas Dadi.

Sementara itu, anggota Komisi B DPRD Kabupaten Bandung, Tubagus Raditya, yang menerima pengaduan Yayan dan Dadi, mengaku prihatin dengan kondisi ini.''Dalam satu minggu ini saja, saya sudah dapat dua pengaduan seperti ini,''cetus Raditya.

Menurut Raditya, harusnya RSHS menerima permintaan pengobatan yang dilakukan pasien Gakinda. Selain itu, kata Raditya, dirinya meminta supaya fasilitas kesehatan di RSU Soreang dan rumah sakit milik pmerintah daerah lainnya ditingkatkan kualitasnya. Dengan demikian, kata Raditya, para pasien gakin dari daerah tidak perlu lagi ke RSHS dan mengantri lama untuk memperoleh pengobatan. rfa/kpo

Tidak ada komentar: