RTRW Tegalluar Kembali Dipertanyakan
April 25, 2008
Dewan Desak Pemerintah Pusat
SOREANG-Komisi B DPRD Kabupaten Bandung mendesak pemerintah pusat untuk segera mengesahkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Tegalluar, Kecamatan Bojongsoang. Kota Baru Tegalluar diharapkan bisa menjadi penyokong perekonomian di Kabupaten Bandung. Demikian dikatakan anggota Komisi B DPRD Kabupaten Bandung, Tubagus Raditya, di ruang kerjanya, kemarin. “Jangan sampai ditunda-tunda, ditakutkan akhirnya tidak jadi,” ujarnya.
Raditya menjelaskan, kawasan Tegalluar yang berdekatan dengan jalan tol, sangat potensial untuk pengembangan pusat bisnis di Kabupaten Bandung. Nantinya, kata dia, Tegalluar akan menjadi kawah candradimuka perekonomian Kabupaten Bandung. “Jadi semacam stimulus atau perangsang utuk mengembangkan prekonomian madani di Kabupaten Bandung,” terangnya.
Pihaknya meminta pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Bandung untuk mempermudah perzinan, agar investor bergairah untuk menanamkan modalnya di Tegalluar. Konsep one stop service (palayanan satu pintu, red) harus benar-benar direalisasikan. “Kalau perizinannya saja sulit, manamungkin investor mau datang. Kan yang rugi kita juga,” tandasnya.
Bila perlu, lanjut Raditya, pemerintah harus melakukan jemput bola. Artinya, pemerintah melakukan segala upaya untuk menarik minat para investor. “Berdasasarkan analisa kami, kalau Tegalluar ini sukses, maka pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bandung bisa naik signifikan. Dan, angka pengguran pun bisa ditekan,” terangnya.
Hal serupa dikatakan Kepala Desa Tegalluar Dadang Supriatna. Menurutnya, engan terealisasinya Kota Baru Tegalluar, akan ada banyak manfaat yang bisa diperoleh. Tentunya bagi warga sekitar akan menjadi sebuah lapangan pekerjaan, karena kawasan tersebut juga akan dijadikan lokasi industri.
Ditambahkannya, selain itu rencana pembangunan kawasan termasuk juga pembuatan waduk penampung air, bisa memperoleh banyak manfaat. Bagi warga Kab. Bandung, khususnya Majalaya dan sekitarnya, akan terbebas dari banjir jika sudah dibuat penampung air. Karena air akan bisa ditampung di tempat tersebut, saat sudah tidak tertampung lagi di Sungai Citarum.
Selain itu, lanjutnya, keberadaan waduk tersebut bisa mendukung rencana pembangunan PLTSa Gedebage milik Kota Bandung. Setidaknya PLTSa tersebut bisa memanfaatkan air dari jarak yang terdekat, dibanding harus mengambil dari pengolahan IPAL di Bojongsoang. (aol)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar