Rabu, September 10, 2008

Soal Kelangkaan LPG 3 Kg, Rakyat Kab Bandung Didzalimi

Soreang, Pelita
Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Bandung, H Tb Raditya, SE menilai, pemerintah telah mendzalimi masyarakat Kab Bandung terkait dengan kelangkaan Elpiji 3 Kg di pasaran dan melambungnya harga gas tersebut.
Pemerintah sudah sepantasnya memperhatikan rakyat ditengah kesulitan ekonomi menjelang Kebaran, katanya kepada Pelita, Rabu (10/9).
Selain itu, lanjut anggota dari Partai Golkar (PG) ini, pemerintah dinilai tidak siap dalam melakukan konversi minyak tanah ke gas elpiji. Ambil contoh, minyak tanah berkurang di pasaran, dan elpiji pun sulit didapat, kalaupun ada harganya melambung tinggi.
Kebutuhan gas bagi masyarakat Kab Bandung sekarang ini sangat tinggi, tapi ironisnya Kab Bandung tidak memiliki SPBE. Idealnya di wilayah Kab Bandung memiliki empat atau lima stasiun pengisian dan pengangkutan bulk elpiji (SPPBE) sehingga masyarakat tidak sulit mendapatkan gas elpiji, ujar Raditya berapi-api.
Beberapa hari belakangan ini, warga dan pedagang Pasar Kopo Sayati, Kab Bandung mengeluhkan harga gas elpiji tabung 3 kilogram yang mencapai Rp20.000. Tingginya harga gas elpiji tabung 3 kg dipicu kelangkaan yang terjadi di tingkat agen dan pengecer.
Bahkan PT Kharisma, di Jln Manglid, Kec Margahayu, Kab Bandung, yang merupakan pemasok Elpiji 3 kg terbesar, Rabu siang kemarin gerbangnya ditutup rapat karena kekurangan stok.
Awal puasa, harga gas elpiji tabung 3 kg berkisar antara Rp15.000 hingga Rp16.000 (harga normal, red). Namun, tersendatnya pasokan membuat harga gas elpiji tabung 3 kg merangkak naik menjadi Rp17.000. Terakhir, harga gas elpiji dijual Rp20.000.
Yos, pedagang eceran di kawasan Margahayu Tengah, Kab Bandung mengaku, sering membeli gas elpiji tabung 3 kg di daerah Cibaduyut dengan harga relatif murah yakni yakni Rp13.500, tapi harus antre berjam-jam dan dipatok hanya boleh beli liam tabung saja. Saya mengangkut gas dengan menggunakan motor pribadi. Sekali beli hanya kebagian lima tabung, ujarnya.
Berdasarkan pemantauan Pelita di lapangan, meski harganya sudah mencapai Rp20.000, namun gas elpiji tabung 3 kg tetap diburu warga. Menurut seorang pedagang di Kompleks Nataendah Sadang, dra Molly, sebanyak 50 tabung gas elpiji tabung 3 kg, hanya bertahan satu hari.
Sepekan terakhir ini, antrean kendaraan di sejumlah stasiun pengisian dan pengangkutan bulk elpiji (SPPBE) di Padalarang, semakin parah sehingga banyak kendaraan yang terpaksa menginap, ujar Direktur Utama PT MITA, Sukianto Tanudjojo, di Jl Tanjung Anom Bandung, belum lama ini. PT MITA adalah pemasok gas terbesar di Bandung.
Kepala Operasional SPPBE PT Purnatarum Murni Rahayu (PMR), Erwin, mengatakan antrean sudah mulai keluar hingga halaman PT PMR. Banyaknya kendaraan yang masuk tidak diimbangi dengan stok yang tersedia di SPPBE sehingga banyak tabung tidak terisi. Pihaknya hanya melakukan pengisian sekitar 120 ton per hari, jumlah kendaraan yang masuk melebihi kapasitas. (ck-01)

Tidak ada komentar: