Rabu, Desember 24, 2008

Berwisata di Tengah Meluapnya Cisangkuy

KAWASAN Bandung selatan identik dengan daerah banjir saat musim hujan tiba. Satu malam saja hujan mengguyur daerah ini, hampir dipastikan ada rumah yang tergenang di sekitar Dayeuhkolot atau Baleendah. Luapan Sungai Citarum serta semua anak sungainya adalah kambing hitamnya.

Sungai Cisangkuy adalah salah satu anak Sungai Citarum yang cukup besar dan bersumber dari sekitar Pangalengan, Kab. Bandung. Saat hujan besar di sekitar hulu, Sungai Cisangkuy sering kali "berulah" dan warga di sekitar hilir menjadi korbannya. Dalam beberapa tahun terakhir, Cisangkuy menjadi sumber bencana banjir bandang di Kec. Banjaran dan sekitarnya, serta kerap menyapu ratusan rumah.

Namun, pepatah orang bijak mengatakan, ada hal positif yang dapat ditarik dari hal negatif. Begitu juga dengan meluapnya Sungai Cisangkuy. Saat musim hujan datang dan air sungai meluap, Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Kec. Cimaung, Kab. Bandung, justru memanfaatkannya sebagai daya tarik wisata arung jeram.

Sejak setahun lalu, kawasan hulu Sungai Cisangkuy selalu dijadikan tempat arung jeram, khususnya saat musim hujan. Berbeda dengan aliran di hilir yang penuh dengan buangan limbah pabrik, di sekitar hulu Sungai Cisangkuy airnya masih bersih dengan alam yang masih perawan.

"Banyak petualang yang menyebutkan Sungai Cisangkuy adalah miniaturnya Sungai Cikandang Garut dilihat dari karakteristik jeram dan tingkat kesulitannya. Jalur yang biasa dilewati mencapai 11 km dengan lama tempuh sekitar 3 jam," kata Cucum Salman (29), penggiat arung jeram Sungai Cisangkuy, Selasa (4/11). Namun, menurut dia, terdapat short trip (jalur pendek) di jalur ini dengan jarak tempuh sekitar 7 km dan ditempuh dalam waktu 2 jam.

Titik awal jalur ini dimulai dari Kp. Pataruman, Desa Sukamaju, Kec. Pangalengan, tepatnya berada di sekitar perbatasan antara Kec. Pangalengan dan Cimaung. Perjalanan dengan perahu karet ini akan berakhir di sekitar Kp. Salamanjah, Desa Malasari, Kec. Cimaung di dekat perbatasan dengan Kec. Cangkuang, Kab. Bandung.

Menurut Salman, mulai bulan November hingga Mei, setiap tahunnya merupakan waktu yang ideal untuk berarung jeram di sekitar Sungai Cisangkuy. Sementara, pada bulan Juli hingga September, air di sungai ini sangat surut dan hampir tak mungkin digunakan untuk berarung jeram, karena airnya lebih banyak memasok air baku PDAM.

**

"DAYA tarik Sungai Cisangkuy saat musim hujan ini sebelumnya tak pernah dilirik, karena selalu diasosiasikan dengan bencana alam. Namun, setelah dikemas menjadi wisata arung jeram, ternyata sangat potensial," kata Ketua Kompepar Kec. Cimaung, Cecep Kurnia.

Menurut dia, wisata arung jeram ini juga digabungkan dengan daya tarik wisata lainnya termasuk outbound dan paint ball yang ada di Gunung Puntang, masih di Kec. Cimaung.

Beberapa wisatawan lokal dan mancanegara sempat mencoba berarung jeram di sini saat musim hujan lalu. Menurut Cecep, beberapa tamu yang dibawa ke sini bahkan menyamakannya dengan arung jeram di Bali.

Perjalanan mengarungi jeram di Sungai Cisangkuy (lebar sekitar 15 meter) tak membuat bosan. Hijaunya persawahan di sekitar sungai membuat segala kepenatan dan hiruk pikuk perkotaan serasa hilang. Sayangnya, saat berarung jeram, Selasa (4/11), permukaan air sungai terasa masih kurang tinggi hingga menyedot banyak tenaga untuk mengendalikan perahu. Curah hujan rupanya masih belum cukup banyak yang mengalir di sungai ini.

Para pengelola arung jeram serta paket wisata di Cimaung ini adalah para pemuda warga asli Cimaung. Meskipun terdapat keterbatasan dalam sarana dan prasarana --termasuk perahu karet, mereka terlihat sangat antusias untuk mengembangkan daerahnya.

"Kita sangat mendukung pengembangan wisata di Cimaung ini, terlebih setelah banyak tempat wisata Kab. Bandung kini masuk Kab. Bandung Barat. Sudah seharusnya upaya mereka didukung oleh semua pihak," kata Tubagus Raditya, salah seorang anggota DPRD Kab. Bandung.

Rupanya, potensi bencana jika dikelola dengan baik dan kreatif akan menghasilkan manfaat yang cukup menjanjikan. Siapa tahu, ke depan, bencana banjir di Dayeuhkolot dan Baleendah juga dapat dikelola menjadi objek wisata banjir saat musim hujan... (Deni Yudiawan/"PR")***

1 komentar:

Endro Purwanto mengatakan...

Kawasan Wana Wisata Gunung Puntang merupakan objek wisata yang terabaikan. Padahal, dijaman pemerintah Belanda kawasan ini mempunyai reputasi Internasional. Melalui program Festival Gunung Puntang 2009, BASTEK Adventur bertekad untuk kembali mempopulerkan Gunung Puntang. Lebih jelasnya silahkan klik www.festivalgunungpuntang2009.blogspot.com atau di www.gunungpuntangchallenge2009.blogspot.com.
Berbagai event kelas dunia akan digelar dalam kesempatan ini.