DPRD Sarankan Revisi Perbup KUKM
Thursday, 03 July 2008BANDUNG(SINDO) – Komisi B DPRD Kabupaten Bandung menyarankan agar Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 20 tahun 2007 tentang Penyertaan Modal bagi Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (KUKM) di Kabupaten Bandung direvisi.
Sebab,tingkat penyaluran kredit hingga saat ini baru mencapai 21%. Revisi tersebut diperlukan mengingat selama ini penyaluran modal sebesar Rp10 miliar di BRI Cabang Majalaya yang bersumber dari APBD Kabupaten Bandung 2007 untuk kredit KUKM itu masih terkendala beberapa hal. Salah satu kendala tersebut yakni dalam penyaluran kredit tersebut hanya bisa dilakukan di BRI Cabang Majalaya,tidak untuk unit BRI di kecamatan lain.
”Kami juga menyarankan agar syarat permohonan kredit tidak terlalu ketat, meski BRI tetap harus memegang azas prudent (kehati-hatian). Ini untuk meningkatkan realisasi penyaluran kredit untuk KUKM,”kata anggota Komisi B DPRD Kabupaten Bandung, Tubagus Raditya kepada wartawan kemarin.
Raditya menilai,kredit tersebut sangat membantu KUKM dengan bunga flat7% per tahun.Sementara,4% di antaranya untuk bank penyalur kredit, 1% untuk penyertaan pemanfaatan modal, dan 2% dikembalikan ke pihak KUKM untuk meringankan bunga bank.
”Program Pemkab Bandung ini lebih baik dari program kredit usaha rakyat (KUR) dari pemerintah pusat. Hanya saja, masih banyak KUKM yang belum mengerti bagaimana cara mengajukan kredit ini.Karena itu,BRI dan Dinas KUKM Kabupaten Bandung perlu menggiatkan sosialisasi tentang program ini,” tandas Raditya.
Kendati demikian, masih terdapat kekurangan ketika plafon kredit yang diberikan untuk koperasi maksimal berkisar Rp50 juta dan untuk UKM individu sekitar Rp25 juta.Karena itu,lanjut dia,hal lain yang perlu direvisi dalam Perbup tersebut adalah peningkatan plafon kredit yang bisa disalurkan ke KUKM.Hal ini penting agar dapat merealisasikan program tersebut.
Pimpinan Cabang BRI Majalaya Supardi Sartono membeberkan, dari Rp10 miliar yang disimpan di BRI Majalaya, Rp9 miliar di antaranya disimpan di rekening BRI konvensional, dan Rp1 miliar di BRI Syariah.
”Yang menggembirakan adalah penyaluran kredit yang bersumber dari rekening syariah penyalurannya sudah mencapai 55%. Bahkan, ada pengembalian modal dari KUKM ke BRI hingga mencapai Rp700 juta,”ungkap Sartono. (iwa ahmad sugriwa) Sindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar