Musim Hujan Sebabkan Gabah Kering Anjlok
Selasa, 26 Februari 2008
Musim hujan yang berkepanjangan menyebabkan produksi gabah kering bagi sebagian petani menurun. Krisis ini diperparah dengan anjloknya harga gabah kering maupun gabah giling. Menurut anggota Komisi B DPRD Kab. Bandung Tubagus Raditya, penyebabnya adalah kurangnya tempat-tempat penggilingan gabah dan juga regulasi Badan Usaha Logistik (Bulog) yang masih menerapkan harga berdasarkan pada Instruksi Presiden (Inpres) No. 3 Tahun 2007 tentang Kebijakan Perberasan Nasional.
Aturan itu menyebutkan, harga pembelian gabah kering panen dengan kadar air maksimum 25% dihargai Rp 2000,00 per kilogram untuk petani. Sebaiknya, dicantumkan klasifikasi waktu panen. Sekarang ini lagi musim hujan, produksi gabah kering menurun. Petani mau tidak mau harus tetap menjual gabah agar perekonomiannya tetap berlangsung. Mengacu pada inpres tersebut, harga jual gabah jelas turun drastis.
Ia mengatakan, jika hal tersebut berulang-ulang terjadi, petani akan malas menanam padi. Selanjutnya, akan terjadi kelangkaan beras yang membuat pemerintah harus mengimpor beras dari luar. Menurut dia, inpres itu sudah bagus, jika dilihat sebagai upaya preventif terhadap permainan harga gabah oleh tengkulak. Namun, jika tidak disesuaikan dengan kondisi cuaca, aturan itu bisa sangat merugikan.
Kesulitan yang dihadapi petani saat musim hujan juga diungkapkan staf Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Dadang Hermawan. Petani bisa menyikapinya dengan menggunakan mesin pengering gabah, yang saat ini ada di beberapa tempat di Kabupaten Bandung. Di Cangkuang, sudah berdiri mesin pengiring dengan kapasitas yang cukup besar untuk mengatasi persoalan gabah yang sulit kering.
Sumber : Harian Umum Pikiran Rakyat, Selasa 26 Februari 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar